Mockup Desain poster

Mockup Desain poster
Produk Rosa Good Milk dan Dellimas Coffe

April 11, 2010

Komunikasi dan Dokumentasi dalam Desain Interior



Komunikasi dan Dokumentasi dalam Desain Interior

oleh:
ROSA ZULFIKHAR






Komunikasi dan Dokumentasi
1. Mampu berkomunikasi secara lisan dan baik.

Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk dapat menciptakan komunikasi yang baik dengan orang lain menurut beberapa pakar psikologi manusia :
Yang paling utama yang harus dilakukan adalah memulainya. Banyak orang yang mungkin lebih banyak tahu teori tentang bagaimana berkomunikasi dengan baik, apa yang harus dilakukan, apa yang dibicarakan, apa yang harus direncanakan, tapi ga pernah mau mulai, ya akhirnya percuma, walaupun dengan tergopoh-gopoh dan banyak melakukan kesalahan, tetapi terima kesalahan itu dengan lapang dada.
Untuk memulai bisa cukup dengan salam dan berbasa basi sedikit dengan menanyakan bagaimana kabarnya, baru setelah itu rasakan deh, kita akan lebih mudah untuk memikirkan apa yang akan kita ucapkan.
Saat berkomunikasi dengan orang lain, jadilah yang utama pendengar yang baik, pasti orang bakalan memuji kita akan kemampuan kita yang selalu sabar mendengar. Gak usah kita motong-motong omongan orang, denger aja dulu apa yang dia ucapin, setelah kira-kira dia udah selesai ngomong, baru deh kita melanjutkan.
Hal terakhir adalah kegigihan. Kita sebenarnya dikelilingi oleh laboratorium gratis tempat kita dapat meneliti perilaku manusia. Yang kita perlu lakukan hanyalah mengamati dan mencoba berhubungan dengan manusia lain. Banyak pengalaman yang akan kita dapatkan. Pendewasaan diri pun akan kita dapatkan.
Jangan terlalu mudah tersinggung misalnya nanti kita bicara dengan orang, orang lain itu merasa jengkel dan akhirnya marah pada kita. Kita harus terus berpikir bahwa niat kita baik, dan paling nggak kita udah berusaha berbuat baik, terserah lah apa ucapan orang lain kepada kita. Dan juga gak usah mikirin bagaimana orang lain menganggap kita, itu akan sia-sia, berbuat saja yang terbaik, orang lain pasti akan menghargainya tidak peduli siapa yang melakukannya. Gak usah mikirin hal-hal buruk yang mungkin dipikirkan orang lain terhadap kita.


a. Menjelaskan desain kepada owner

Perhatikan owner anda saat berkomunikasi dengan dia, hadapkan tubuh anda langsung ke dia, atau paling tidak conding menghadapnya. Pandangi dia dengan konsentrasi dan tidak membiarkan pandangan kita ke mana-mana yang kesannya kita tidak memperhatikan apa yang dia ucapkan. Kalaupun kita tidak mau memandangnya langsung, hadapkan pandangan kita fokus ke satu titik, agar terlihat kita sedang konsentrasi mendengarkannya. Hal tersebut agar owner merasa dihargai, dan juga saat kita melakukan presentasi dengan desain kita, owner juga impres dan memperhatikan pembicaraan kita dengan baik.

b. Memberi instruksi kepada bawahan dengan jelas

Saat memberi instruksi kepada bawahan tentu harus dengan bahasa yang mudah dipahami, terutama kepada yang berbeda tingkat pendidikanya. Hal ini dilakukan agar apa yang di sampaikan dapat dimengerti oleh bawahan. Untuk memperjelas dapat kita berikan kesimpulan pada akhir pembicaraan, dan juga sesi pertanyaan untuk mempertegas. Berbicara yaitu memberi informasi yang terkandung dalam ucapan kita. Dan sebagai bayaran atau balasannya, kita ingin orang lain mengerti dengan apa yang kita sampaikan dan dapat pula memberikan respon yang sesuai dengan yang kita harapkan. Dengan fokus pada apa yang akan kita sampaikan, pikiran kita pun akan lebih terarah dan gak sempet memikirkan hal lain yang dapat mengganggu konsentrasi kita.

c. Melakukan koordinasi proyek dengan disiplin lain terkait

Melakukan koordinasi proyek dengan disiplin lain terkait setelah kita mampu menguasai prinsipnya, maka kita gak akan mikir apa yang akan kita lakukan secara detil, tapi kesemuanya berjalan secara harmonis dan berjalan sendirinya. Kita nantinya akan fokus untuk berusaha menyampaikan apa yang ada di pikiran kita ke orang lain agar orang lain dapat memahami sesuai yang kita pahami. Koordinasi harus dapat memiliki komunikasi yang baik, mulai dari sarana komunikasi, cara penyampaian, maupun sikap saat melakukan koordinasi proyek.

d. Memimpin rapat koordinasi

Saat memimpin rapat koordinasi diperlukan sikap yang tegas sebagai pemimpin. Dalam memimpin haru bisa membawa suasana fokus ke dalam materi yang dikerjakanya. Pergunakan bahasa tubuh yang tepat. Hati-hati dengan bahasa tubuh yang kita gunakan saat memimpin rapat koordinasi. Saat bicara dengan orang lain hindari sikap tubuh yang kaku, seperti telapak tangan yang mengepal dan sikap tubuh yang tertutup. Kesemuanya itu adalah sikap kita memproteksi diri dari dunia luar dan mungkin siap melawannya.
Sikap yang baik adalah posisikan tubuh serelaks mungkin namun fokus pada materi dan biarkan tubuh kita bersikap terbuka, biarkan telapak tangan terbuka ke atas, tubuh tidak ditutupi dengan tangan secara langsung, seperti menyilangkan tangan di dada, bertelakpinggang, memegang mulut, memegang hidung atau menutupi bagian wajah yang lainnya.
Yang paling penting mungkin bagian wajah, kita jangan berusaha menutupi bagian wajah tertentu dengan anggota badan kita yang lain atau barang-barang yang ada di sekitar, karena kita akan terkesan menyembunyikan sesuatu, atau bahkan kita akan dianggap berbohong. Memang kesemuanya tidak dapat dipahami secara langsung, namun alam bawah sadar lawan bicara kita akan mampu menangkapnya dan akan bertindak sesuai insting, seperti perasaan aneh, curiga, dan nggak enak gitu, dan tentu akan lebih sulit membuat lawan bicara kita mempercayai apa yang kita ucapkan.
2. Mampu berkomunikasi secara tulisan dengan baik

a. Membuat data / surfey

Saat membuat data akan lebih bagus apabila pembuatanya urut dan tertata rapi agar dalam membacanya lebih mudah, terutama saat kita tunjukkan kepada klien kita. Analisa tentang data faktual dari catatan organisasi, survey dan sumber-sumber lain seharusnya di gunakan bila di anggap wajar untuk melengkapi pendapat-pendapat subjektif tentang penyebab masalahnya.


b. Membuat proposal dengan baik dan informatif

Dalam membuat proposal perlu adanya kejujura, ketelitian, dan manajemen yang baik. Apabila terjadi sedikit masalah akan fatal akibatnya, maka resiko pun juga perlu dipikirkan saat membuat proposal. Setiap masalah yang akan dipecahkan perlu di ketahui sebab masalah itu. Terjadi dan akibat / konsekwensi yang akan muncul bila tidak di atasi. Dalam menganalisa sebab akibat dari suatu masalah memerlukan pengetahuan dan pengalaman, memerlukan data dan fakta yang jelas / akurat. Tanpa hal itu akan sulit mencari solusi dari masalah yang di hadapi. Hal ini bertujuan untuk memperkecil resiko yang muncul dari sebuah keputusan yang di ambil dari pemecahan masalah yang di hadap atau yang di alami.

c. Membuat laporan desain

Saat membuat laporan desain perlu adanya orisinalitas dan material yang mudah diperoleh agar dalam pengerjaanya menjadi cepat dan mudah. Setiap alternatif harus dikaji faktor-faktor pendukung dan faktor penghambat yang ada dalam setiap alternatif. Keuntungan apakah yang akan di peroleh apabila alternatif tersebut menjadi filihan atau sebaliknya kerugian/ resiko apa yang akan muncul apabila alternatif tersebut menjadi pilihan. Disamping itu juga harus diperhitungkan kekuatan kemauan dan kemampuan untuk melaksanakannya untuk menghindari munculnya masalah baru, dan masalah ini lebih sulit di pecahkan dari pada masalah aslinya.

d. Membuat laporan pengawasan

Membuat laporan pengawasan dilakukan teratur agar seorang desainer interior dapat mengatur kinerja bawahan dengan baik tanpa danya korupsi waktu. Pada akhirnya keputusan yang diambil akan dapat berfungsi memecahkan masalah apabila dapat di laksanakan Oleh karena itu harus disusun rencana ke giatan pelasanaknya. Keputusan yang diambil oleh perorangan untuk mengatasi masalah perorangan tetap memerlukan rencana kegiatan pelaksanaannya, apalagi keputusan yang di ambil oleh organisai untuk keperluan memecahkan masalah organisasi yang pelaksanaannya melibatkan banyak orang, memerlukan koordinasi, pengawasan,dan penggunaan biaya sangat perlu adanya rencana kegiatan yang matang agar masalah dapat terpecahkan dan tidak muncul / mengurangi munculnya masalah baru yang rumit.



3. Mampu berkomunikasi visual / desain dengan baik

a. Membuat rancangan yang informatif (mudah dimengerti)

Untuk membuat perancangan yang bagus maka perlu adanya metode presentasi agar klien tertarik dengan desain yang diciptakan seorang desainer interior. Langkah terakhir dalam pembuatan keputusan adalah bagaimana keputusan itu akan di tetapkan dalam suatu tindakan atau kegiatan terencana. Langkah-langkah tindakan yang terinci serta metode monitoring dan evaluasi kemajuannya seharusnya dikembangkan.

b. Membuat gambar yang effisien

Gambar yang efisien tentu akan membuat klien menjadi fokus terhadap desain interior yang kita buat. Keputusan yang baik menjadi gagal hanya karena tidak ada orang yang tidak mau memperhatikan bagaimana langkah ini di laksanakan. Bila keputusan diambil oleh orang yang tidak terlibat dalam pembuatan keputusan, maka orang tersebut tidak mungkin mengerti jawaban tertentu yang menjadi pilihan. Maka gambar yang tersusun dengan rapi dan efisien akan mendapatkan perhatian yang lebih dari klien.

c. Membuat gambar disiplin lain dengan baik

Jika cara ini tidak mungkin, orang-orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaannya diberikan keterangan tentang apa yang telah di bicarakan dalam setiap langkah dalam proses pembuatan keputusan serta alasanalasan untuk samapai pada pilihan terakhir. Pada akhirnya keputusan yang diambil akan dapat berfungsi memecahkan masalah apabila dapat di laksanakan Oleh karena itu harus disusun rencana kegiatan pelasanaanya.

d. Berkoordinasi antara gambar dengan disiplin terkait
Gambar yang dirancang desainer interior tentu harus sesuai dengan ilmu-ilmu tentang desain dan penerapan disiplin terkait. Hal ini dilakukan agar perancangan dapat direalisasikan dengan nyata. Yang dimaksud dengan kelompok bangunan adalah kelompok bangunan yang terpisah atau berhubungan yang dikarenakan arsitekturnya, homogenitasnya atau posisinya dalam bentang lahan mempunyai nilai penting bagi sejarah, budaya dan ilmu pengetahuan. Yang dimaksud dengan situs adalah hasil karya manusia atau gabungan karya manusia dan alam, wilayah yang mencakup lokasi yang mengandung tinggalan arkeologis yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, estetika,etnografi atau antropologi.





4. Mampu menterjemahkan desain ke dalam dokumen

a. Membuat gambar kerja

Dalam membuat perlu adanya ketelitian dan konsentrasi, dikarenakan seorang desainer interior bertanggung jawab terhadap keselamatan manusia yang menempati bangunan tersebut.

b. Membuat daftar volume / BQ

Kerjasama dan Membuat daftar volume / BQ antara industri dan pemerintah sangat diperlukan untuk menciptakan peraturan yang mengatur perilaku perusahaan, dan sebaliknya perusahaan mematuhi peraturan tersebut. Tujuan perusahaan pada dasarnya adalah memaksimumkan nilai perusahaan dengan pertimbangan teknis sebagai berikut :
1. Memaksimumkan nilai bermakna lebih luas daripada memaksimumkan laba, karena memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang.
2. Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai resiko terhadap arus pendapatan perusahaan.
3. Mutu dari arus dana yang diharapkan diterima di masa yang akan datang mungkin beragam.

c. Membuat rencana anggaran biaya

RAB (Rencana Anggaran Biaya) standar untuk arsitektur harus memperhatikan keamanan bagi pengguna, selanjutnya diteruskan adanya unsur kenyamanan dan unsur lainya.





Berikut adalah anggaran utama keamanan yang harus diutamakan dalam RAB.

TENTANG PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG MELIPUTI:
. PERUNTUKAN DAN INTENSITAS BANGUNAN
- PERUNTUKAN, FUNGSI DAN KLASIFIKASI BANGUNAN
- INTENSITAS BANGUNAN
- GARIS SEMPADAN BANGUNAN
. ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN
- ARSITEKTUR BANGUNAN
- RUANG TERBUKA HIJAU PEKARANGAN
- SIRKULASI, PERTANDAAN, DAN PENCAHAYAAN

RUANG LUAR BANGUNAN
- PENGELOLAAN DAMPAK LINGKUNGAN
. STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
- PERSYARATAN STRUKTUR DAN BAHAN
- PEMBEBANAN
- STRUKTUR ATAS
- STRUKTUR BAWAH
- KEANDALAN STRUKTUR
- DEMOLISI STRUKTUR
. PENGAMANAN TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN
- SISTEM PROTEKSI PASIF
- SISTEM PROTEKSI AKTIF
. SARANA JALAN MASUK DAN KELUAR
- FUNGSI DAN PERSYARATAN KINERJA
- KETENTUAN JALAN KELUAR
- KONSTRUKSI JALAN KELUAR
- AKSES BAGI PENYANDANG CACAT
. TRANSPORTASI DALAM GEDUNG
- LIF
- TANGGA BERJALAN DAN LANTAI BERJALAN
. PENCAHAYAAN DARURAT, TANDA ARAH KELUAR, DAN
SISTEM PERINGATAN BAHAYA
- SISTEM PENCAHAYAAN DARURAT
- TANDA ARAH KELUAR
- SISTEM PERINGATAN BAHAYA
. INSTALASI LISTRIK, PENANGKAL PETIR, DAN
KOMUNIKASI DALAM GEDUNG
- INSTALASI LISTRIK
- INSTALASI PENANGKAL PETIR
- INSTALASI KOMUNIKASI DALAM GEDUNG
. INSTALASI GAS
- INSTALASI GAS PEMBAKARAN
- INSTALASI GAS MEDIK
. SANITASI DALAM GEDUNG
- SISTEM PLAMBING
- SALURAN AIR HUJAN
- PERSAMPAHAN
. VENTILASI DAN PENGKONDISIAN UDARA
- VENTILASI
- PENGKONDISIAN UDARA
. PENCAHAYAAN
- KEBUTUHAN PENCAHAYAAN
- PENCAHAYAAN BUATAN
- PENCAHAYAAN ALAMI
- PENGENDALIAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
. KEBISINGAN DAN GETARAN
- KEBISINGAN
- GETARAN



d. Membuat spesifikasi teknis
• Memiliki kemampuan dalam manajerial untuk menguasai pengetahuan pengelolaan proyek, manajerial umum, dinamika dan lingkungan proyek, serta kemampuan interpersonal dan intrapersonal dalam mengembangkan proyek yang berorientasi pada technopreneurship dan sustainabilitas.
• Mampu melakukan identifikasi, analisis dan pengambilan keputusan yang efektif dan efisien pada setiap aktivitas dan dinamika proyek.
• Mampu merencanakan dan menilai kelayakan suatu proyek secara terintegrasi dari berbagai aspek.
• Mampu mengaplikasikan dan mengintegrasikan secara dinamis pengetahuan, kemampuan, metode dan teknik yang sesuai dengan persyaratan proyek untuk mengelola pembangunan dan pengembangan proyek serta operasional bisnis dalam mencapai kepuasan stakeholder.

1 comment: